Pengetahuan mendasar seputar materi Kebijakan Moneter: tinjauan dasar, bila setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kemampuan pemahaman seputar materi ekonomi, hal ini dikarenakan dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: apa yang wajib dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran
Kebijakan Moneter: tinjauan dasar
Artikel ini merupakan awal rangkaian tulisan mengenai penerapan kebijakan moneter dibeberapa negara maju, termasuk bagaimana kebijakan tersebut menjawab berbagai persoalan ekonomi yang menerpa negara-negara tersebut.
Pertama kita akan mereview sejenak pemikiran John Maynard Keynes, yang dikenal mempunyai sudut pandang yang condong ke kebijakan fiskal (fiscalist), selanjutnya kita sebut Keynesian. Lantas dari sudut yang berbeda, kita juga akan mempelajari inti pikiran Milton Friedman, yang dikenal sebagai penganut monetarian (monetarist).
dengan cara mendasar terdapat tiga prinsip dalam Sudut Pandang Keynesian. Berikut akan kita ulas dengan cara ringkas.
Pertama, agregat permintaan dipengaruhi oleh berbagai keputusan ekonomi, bagus dari sektor privat ataupun publik. Keynesian cenderung mendorong perekonomian yang digerakkan oleh sektor privat dengan sedikit campur tangan pemerintah.
setelah itu harga dan upah di khususnya, cenderung mempunyai respon yang lambat terhadap permintaan dan penawaran, akibatnya dalam jangka waktu tertentu dan dengan cara periodik Bisa menjadi penyebab defisit dan surplus.
Perubahan di agregat permintaan mempunyai Imbas jangka pendek yang besar terhadap pengeluaran riil (output) dan tingkat tenaga kerja (employment), akan tetapi tidak di harga. Sebab Keynesian percaya bahwa harga itu rigid, maka fluktuasi di konsumsi, investasi, dan government spending menyebabkan perubahan di output.
Penekanan di government spending, konsumsi dan investasi ini yang setelah itu menjadi bahan perdebatan dengan kaum monetarist. Keynesian juga berpandangan bahwa peredaran uang (money supply) diragukan mampu membagikan solusi atas isu-isu ekonomi (di masa itu) (Jahan, Mahmud, as well as Papageorgiou, What is actually Keynesian Economics?, Finance & Development, September 2014).
Sudut Pandang Keynesian sendiri berkembang pesat di masa perang dunia kedua hingga era 1970’an, yakni di saat perekonomian dunia menemui seret pertumbuhan (stagflation).
Disisi lain, jumlah peredaran uang dalam perekonomian menjadi fokus Sudut Pandang kaum monetarist. Lebih jauh, mereka yakin bahwa peredaran uang, sebagai pondasi kebijakan moneter, merupakan penentu utama penggerak perekonomian dunia. Dalam pratiknya, kebijakan moneter memakai instrumen suku bunga (dalam hal ini suku bunga bank sentral) sebagai sarana untuk menyesuaikan jumlah peredaraan uang di pasar.
Selanjutnya kita akan mereview pemikiran ekonom lain, yakni Milton Friedman, dalam karyanya The Role of Monetary Policy. di Sudut Pandang awalnya, Friedman menegaskan dua hal yang tidak Bisa dilakukan oleh kebijakan moneter, yakni menetapkan suku bunga tetap lebih dari satu periode tertentu (pegging), serta tidak Bisa menjaga tingkat pengangguran (unemployment) di level yang sama lebih dari satu masa tertentu.
Untuk pendapat yang pertama, argumennya berupa pemisalan apabila bank sentral ingin menjaga tingkat suku bunga rendah dengan membeli obligasi (dengan Perkataan lain menambah jumlah uang beredar di pasar). Bertambahnya jumlah uang beredar akan mengakibatkan menurunnya tingkat suku bunga. Walaupun demikian, menurunnya tingkat suku bunga ini diyakini hanya sementara aja, sebab di tataran praktis, semakin banyak uang beredar, artinya semakin banyak pelaku ekonomi memegang uang, dengan demikian semakin besar pula kemungkinan untuk membelanjakan uang tersebut.
Sebab jumlah pendapatan yang dibelanjakan (disposable income) meningkat lebih besar dibandingkan dengan supply produk yang ada di pasaran, maka di gilirannya akan mengerek harga barang konsumsi (hukum permintaan-penawaran: semakin tinggi permintaan sementara penawaran tetap, cenderung akan melonjakkan harga). di akhirnya, kenaikan harga ini akan mengurangi jumlah uang beredar di pasar, sehingga di gilirannya akan berpengaruh juga terhadap besarnya tingkat suku bunga.
Sedangkan untuk pendapat kedua, argumennya tidak jauh berbeda dengan argumen yang disebutkan diatas. Intinya bahwa Aplikasi kebijakan moneter mempunyai pengaruh yang bersifat sementara (temporary trade-off) terhadap harga dan tingkat pengangguran.
Dalam studi yang sama, Friedman menyebutkan beberapa fungsi kebijakan moneter. Berikut kita rangkum fungsi-fungsi tersebut. Fungsi pertama kebijakan moneter merupakan menjaga persediaan uang dari kendala tertentu, fungsi berikutnya merupakan untuk menjaga stabilitas perekonomian, dan fungsi yang lain merupakan untuk menetralisir apabila ada masalah terhadap perekonomian domestik (Friedman, M, The Role of Monetary Policy, The American Economic Review, March 1968).
Untuk bacaan lain mengenai monetary policy Bisa diperoleh dalam Monetary Policy, Inflation, as well as the Business Cycle: An Introduction to the brand new Keynesian Framework as well as Its Applications, by Jordi Gali, 2015.
Hal yang wajib dicatat merupakan bahwa dalam perkembangan ekonomi modern saat ini, isu pertentangan antara penerapan kebijakan fiskal dan moneter relatif sudah tidak lagi relevan untuk diperdebatkan. Untuk artikel mendatang kita akan melihat penerapan kebijakan moneter beberapa negara yang dampaknya ikut memberi pengaruh terhadap arah perekonomian dunia.
Pertama kita akan mereview sejenak pemikiran John Maynard Keynes, yang dikenal mempunyai sudut pandang yang condong ke kebijakan fiskal (fiscalist), selanjutnya kita sebut Keynesian. Lantas dari sudut yang berbeda, kita juga akan mempelajari inti pikiran Milton Friedman, yang dikenal sebagai penganut monetarian (monetarist).
dengan cara mendasar terdapat tiga prinsip dalam Sudut Pandang Keynesian. Berikut akan kita ulas dengan cara ringkas.
Pertama, agregat permintaan dipengaruhi oleh berbagai keputusan ekonomi, bagus dari sektor privat ataupun publik. Keynesian cenderung mendorong perekonomian yang digerakkan oleh sektor privat dengan sedikit campur tangan pemerintah.
setelah itu harga dan upah di khususnya, cenderung mempunyai respon yang lambat terhadap permintaan dan penawaran, akibatnya dalam jangka waktu tertentu dan dengan cara periodik Bisa menjadi penyebab defisit dan surplus.
Perubahan di agregat permintaan mempunyai Imbas jangka pendek yang besar terhadap pengeluaran riil (output) dan tingkat tenaga kerja (employment), akan tetapi tidak di harga. Sebab Keynesian percaya bahwa harga itu rigid, maka fluktuasi di konsumsi, investasi, dan government spending menyebabkan perubahan di output.
Penekanan di government spending, konsumsi dan investasi ini yang setelah itu menjadi bahan perdebatan dengan kaum monetarist. Keynesian juga berpandangan bahwa peredaran uang (money supply) diragukan mampu membagikan solusi atas isu-isu ekonomi (di masa itu) (Jahan, Mahmud, as well as Papageorgiou, What is actually Keynesian Economics?, Finance & Development, September 2014).
Sudut Pandang Keynesian sendiri berkembang pesat di masa perang dunia kedua hingga era 1970’an, yakni di saat perekonomian dunia menemui seret pertumbuhan (stagflation).
Disisi lain, jumlah peredaran uang dalam perekonomian menjadi fokus Sudut Pandang kaum monetarist. Lebih jauh, mereka yakin bahwa peredaran uang, sebagai pondasi kebijakan moneter, merupakan penentu utama penggerak perekonomian dunia. Dalam pratiknya, kebijakan moneter memakai instrumen suku bunga (dalam hal ini suku bunga bank sentral) sebagai sarana untuk menyesuaikan jumlah peredaraan uang di pasar.
Selanjutnya kita akan mereview pemikiran ekonom lain, yakni Milton Friedman, dalam karyanya The Role of Monetary Policy. di Sudut Pandang awalnya, Friedman menegaskan dua hal yang tidak Bisa dilakukan oleh kebijakan moneter, yakni menetapkan suku bunga tetap lebih dari satu periode tertentu (pegging), serta tidak Bisa menjaga tingkat pengangguran (unemployment) di level yang sama lebih dari satu masa tertentu.
Untuk pendapat yang pertama, argumennya berupa pemisalan apabila bank sentral ingin menjaga tingkat suku bunga rendah dengan membeli obligasi (dengan Perkataan lain menambah jumlah uang beredar di pasar). Bertambahnya jumlah uang beredar akan mengakibatkan menurunnya tingkat suku bunga. Walaupun demikian, menurunnya tingkat suku bunga ini diyakini hanya sementara aja, sebab di tataran praktis, semakin banyak uang beredar, artinya semakin banyak pelaku ekonomi memegang uang, dengan demikian semakin besar pula kemungkinan untuk membelanjakan uang tersebut.
Sebab jumlah pendapatan yang dibelanjakan (disposable income) meningkat lebih besar dibandingkan dengan supply produk yang ada di pasaran, maka di gilirannya akan mengerek harga barang konsumsi (hukum permintaan-penawaran: semakin tinggi permintaan sementara penawaran tetap, cenderung akan melonjakkan harga). di akhirnya, kenaikan harga ini akan mengurangi jumlah uang beredar di pasar, sehingga di gilirannya akan berpengaruh juga terhadap besarnya tingkat suku bunga.
Sedangkan untuk pendapat kedua, argumennya tidak jauh berbeda dengan argumen yang disebutkan diatas. Intinya bahwa Aplikasi kebijakan moneter mempunyai pengaruh yang bersifat sementara (temporary trade-off) terhadap harga dan tingkat pengangguran.
Dalam studi yang sama, Friedman menyebutkan beberapa fungsi kebijakan moneter. Berikut kita rangkum fungsi-fungsi tersebut. Fungsi pertama kebijakan moneter merupakan menjaga persediaan uang dari kendala tertentu, fungsi berikutnya merupakan untuk menjaga stabilitas perekonomian, dan fungsi yang lain merupakan untuk menetralisir apabila ada masalah terhadap perekonomian domestik (Friedman, M, The Role of Monetary Policy, The American Economic Review, March 1968).
Untuk bacaan lain mengenai monetary policy Bisa diperoleh dalam Monetary Policy, Inflation, as well as the Business Cycle: An Introduction to the brand new Keynesian Framework as well as Its Applications, by Jordi Gali, 2015.
Hal yang wajib dicatat merupakan bahwa dalam perkembangan ekonomi modern saat ini, isu pertentangan antara penerapan kebijakan fiskal dan moneter relatif sudah tidak lagi relevan untuk diperdebatkan. Untuk artikel mendatang kita akan melihat penerapan kebijakan moneter beberapa negara yang dampaknya ikut memberi pengaruh terhadap arah perekonomian dunia.
0 Response to "Kebijakan Moneter: tinjauan dasar Yang Wajib Kita Baca"
Posting Komentar