Pengetahuan mendasar dari materi The Federal Reserve: pilar kekuatan ekonomi Amerika, bila setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kepahaman seputar materi ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Ekonomi mengajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat. Ini mengajarkan kita bagaimana Tips membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.
Memahami The Federal Reserve Sebagai Kekuatan ekonomi Amerika
Melanjutkan pembahasan mengenai kebijakan moneter, kita akan mempelajari bagaimana peran the United States Federal Reserve/the Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) dalam sejarah perekonomian negara tersebut dari awal pendirian hingga kini. Untuk pengertian dan fungsi bank sentral Bisa dibaca di artikel lain, yakni Bank Sentral dan Kebijakan Moneter.
The Fed diyakini merupakan penyokong utama kekuatan ekonomi Amerika Serikat hingga dengan saat ini. Beberapa pihak menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi (chairman) the Fed, mempunyai pengaruh terkuat di negara adidaya tersebut setelah presiden. Kekuasaannya jauh melebihi menteri-menteri, bahkan wakil presiden sekalipun.
Anggaran mengenai pendirian the Fed ditetapkan di akhir 1913 dan resmi didirikan setahun setelah itu, tepatnya di masa kepemimpinan Presiden Woodrow Wilson. di awalnya, tujuan yang hendak dicapai merupakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan negara (Johnson, R, Historical Beginnings… The Federal Reserve, 2010).
Saat awal-awal kehadirannya, the Fed hanya dianggap sebagai institusi minor yang dikelola dibawah kendali presiden dan departemen keuangan (the United States Department of the Treasury). wajib dicatat bahwa di masa itu (setelah selesainya perang sipil/civil war hingga dengan saat terjadinya resesi ekonomi/great depression), Amerika Serikat memakai standar emas sebagai acuan untuk mengukur nilai mata uangnya.
Selanjutnya di masa perang dunia kedua, the Fed turut berfungsi dalam membantu mendanai perang, salah satunya dengan mengurangi cadangan wajib yang wajib disediakan oleh bank komersial, sehingga Bisa dimanfaatkan untuk biaya perang. Disamping itu the Fed juga menurunkan suku bunga pinjaman untuk kepentingan utang pemerintah (government debt).
di perkembangan berikutnya (setelah selesai perang), mulai muncul keinginan supaya the Fed dengan cara organisatoris dan yurisdiksi Bisa independen dalam menetapkan kebijakan moneter. Setelah melalui serangkaian perdebatan, di akhirnya terjadi kesepakatan antara the Fed dengan the US Department of Treasury yang tertuang dalam the Treasury-Federal Reserve Accord, di 4 Maret 1951, yang meneguhkan independensi the Fed dalam menentukan kebijakan moneter, sekaligus sebagai tonggak modernisasi the Fed seperti yang kita ketahui sekarang ini.
Salah satu peran penting the Fed dalam perkembangan perekonomian Amerika Serikat merupakan bagaimana institusi ini merespon krisis finansial yang terjadi di 2008-2009.
Di tahun-tahun tersebut, krisis finansial melanda perekonomian dunia, termasuk Amerika Serikat. Sektor riil menjadi sektor terdampak paling parah, terutama ditandai dengan jatuhnya harga di sektor properti/perumahan serta merosotnya daya beli masyarakat (purchasing power index). Disamping itu, krisis juga melanda pasar saham dengan bertumbangannya saham-saham perusahaan berbasis internet (dotcom stocks).
Melalui suatu studi yang dimulai dari kondisi pra krisis, diketahui bahwa banyak sektor privat yang mempunyai utang perusahaan yang nilainya sangat besar. The Fed menengarai adanya kegagalan bank dalam memonitor dan mengelola risiko, terlalu mengandalkan aliran dana jangka pendek, serta memakai modal untuk usaha-usaha yang berisiko tinggi.
Selain kesalahan di sektor privat, terdapat juga kegagalan sektor publik, ditandai dengan munculnya kesenjangan dalam struktur Anggaran, kegagalan dalam pengawasan terhadap peraturan, serta kegagalan dalam pengawasan terhadap stabilitas sistem keuangan.
Lebih jauh, krisis telah menyebabkan tumbangnya korporasi besar semacam Lehman Brothers yang menjalani kebangkrutan, Merrill Lynch yang diakuisisi oleh Bank of America, serta AIG yang mesti masuk ‘ruang perawatan darurat’.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, the Fed mengambil beberapa kebijakan, yakni memperbaiki kegagalan sistem finansial, menyuntikkan dana kepada institusi finansial, membagikan garansi untuk melonjakkan kepercayaan kreditur, serta menormalkan kembali pasar kredit. The Fed juga mengambil tindakan dengan menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk memacu aktivitas perekonomian.
Kebijakan-kebijakan tersebut di akhirnya mampu menciptakan stabilitas sistem finansial, serta ketersediaan kredit untuk perorangan ataupun sektor bisnis (disarikan dari kuliah umum yang disampaikan oleh chairman the Fed, Ben Bernanke, di George Washington University School of Business, 27 Maret 2012).
Isu penting lainnya merupakan mengenai permasalahan quantitave easing (QE). Namun untuk topik ini telah dibahas dalam Apa Sih Quatitative Easing Itu? dan Apa Yang Terjadi Setelah Quantitative Easing Dihentikan?
Terakhir, isu di 2015 merupakan mengenai apakah the Fed akan menaikkan atau mempertahankan suku bunga. Berbagai spekulasi yang muncul membuat pasar keuangan dunia ikut tergoncang (www.reuters.com, Fed hike more problematic for global economy than before: ECB, October 15, 2015).
Akhirnya di pertengahan Desember 2015, the Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga yang mengakibatkan penguatan mata uang US dollar. Penguatan ini cepat berdampak besar, bukan hanya di perekonomian domestik, akan tetapi juga di perekonomian internasional. Disatu sisi perekonomian Amerika Serikat menjalani pertumbuhan positif, sementara disisi lain perekonomian dunia menjalani perlambatan karena kebijakan ini (money.cnn.com, The Fed’s rate hike…in 2 minutes, December 16, 2015).
Sebagai Epilog, poin-poin yang tersaji diatas menegaskan betapa kuatnya dampak kebijakan moneter yang ditetapkan the Fed di perekonomian global.
The Fed diyakini merupakan penyokong utama kekuatan ekonomi Amerika Serikat hingga dengan saat ini. Beberapa pihak menyebutkan bahwa pimpinan tertinggi (chairman) the Fed, mempunyai pengaruh terkuat di negara adidaya tersebut setelah presiden. Kekuasaannya jauh melebihi menteri-menteri, bahkan wakil presiden sekalipun.
Anggaran mengenai pendirian the Fed ditetapkan di akhir 1913 dan resmi didirikan setahun setelah itu, tepatnya di masa kepemimpinan Presiden Woodrow Wilson. di awalnya, tujuan yang hendak dicapai merupakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan negara (Johnson, R, Historical Beginnings… The Federal Reserve, 2010).
Saat awal-awal kehadirannya, the Fed hanya dianggap sebagai institusi minor yang dikelola dibawah kendali presiden dan departemen keuangan (the United States Department of the Treasury). wajib dicatat bahwa di masa itu (setelah selesainya perang sipil/civil war hingga dengan saat terjadinya resesi ekonomi/great depression), Amerika Serikat memakai standar emas sebagai acuan untuk mengukur nilai mata uangnya.
Selanjutnya di masa perang dunia kedua, the Fed turut berfungsi dalam membantu mendanai perang, salah satunya dengan mengurangi cadangan wajib yang wajib disediakan oleh bank komersial, sehingga Bisa dimanfaatkan untuk biaya perang. Disamping itu the Fed juga menurunkan suku bunga pinjaman untuk kepentingan utang pemerintah (government debt).
di perkembangan berikutnya (setelah selesai perang), mulai muncul keinginan supaya the Fed dengan cara organisatoris dan yurisdiksi Bisa independen dalam menetapkan kebijakan moneter. Setelah melalui serangkaian perdebatan, di akhirnya terjadi kesepakatan antara the Fed dengan the US Department of Treasury yang tertuang dalam the Treasury-Federal Reserve Accord, di 4 Maret 1951, yang meneguhkan independensi the Fed dalam menentukan kebijakan moneter, sekaligus sebagai tonggak modernisasi the Fed seperti yang kita ketahui sekarang ini.
Salah satu peran penting the Fed dalam perkembangan perekonomian Amerika Serikat merupakan bagaimana institusi ini merespon krisis finansial yang terjadi di 2008-2009.
Di tahun-tahun tersebut, krisis finansial melanda perekonomian dunia, termasuk Amerika Serikat. Sektor riil menjadi sektor terdampak paling parah, terutama ditandai dengan jatuhnya harga di sektor properti/perumahan serta merosotnya daya beli masyarakat (purchasing power index). Disamping itu, krisis juga melanda pasar saham dengan bertumbangannya saham-saham perusahaan berbasis internet (dotcom stocks).
Melalui suatu studi yang dimulai dari kondisi pra krisis, diketahui bahwa banyak sektor privat yang mempunyai utang perusahaan yang nilainya sangat besar. The Fed menengarai adanya kegagalan bank dalam memonitor dan mengelola risiko, terlalu mengandalkan aliran dana jangka pendek, serta memakai modal untuk usaha-usaha yang berisiko tinggi.
Selain kesalahan di sektor privat, terdapat juga kegagalan sektor publik, ditandai dengan munculnya kesenjangan dalam struktur Anggaran, kegagalan dalam pengawasan terhadap peraturan, serta kegagalan dalam pengawasan terhadap stabilitas sistem keuangan.
Lebih jauh, krisis telah menyebabkan tumbangnya korporasi besar semacam Lehman Brothers yang menjalani kebangkrutan, Merrill Lynch yang diakuisisi oleh Bank of America, serta AIG yang mesti masuk ‘ruang perawatan darurat’.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, the Fed mengambil beberapa kebijakan, yakni memperbaiki kegagalan sistem finansial, menyuntikkan dana kepada institusi finansial, membagikan garansi untuk melonjakkan kepercayaan kreditur, serta menormalkan kembali pasar kredit. The Fed juga mengambil tindakan dengan menurunkan suku bunga pinjaman jangka pendek untuk memacu aktivitas perekonomian.
Kebijakan-kebijakan tersebut di akhirnya mampu menciptakan stabilitas sistem finansial, serta ketersediaan kredit untuk perorangan ataupun sektor bisnis (disarikan dari kuliah umum yang disampaikan oleh chairman the Fed, Ben Bernanke, di George Washington University School of Business, 27 Maret 2012).
Isu penting lainnya merupakan mengenai permasalahan quantitave easing (QE). Namun untuk topik ini telah dibahas dalam Apa Sih Quatitative Easing Itu? dan Apa Yang Terjadi Setelah Quantitative Easing Dihentikan?
Terakhir, isu di 2015 merupakan mengenai apakah the Fed akan menaikkan atau mempertahankan suku bunga. Berbagai spekulasi yang muncul membuat pasar keuangan dunia ikut tergoncang (www.reuters.com, Fed hike more problematic for global economy than before: ECB, October 15, 2015).
Akhirnya di pertengahan Desember 2015, the Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga yang mengakibatkan penguatan mata uang US dollar. Penguatan ini cepat berdampak besar, bukan hanya di perekonomian domestik, akan tetapi juga di perekonomian internasional. Disatu sisi perekonomian Amerika Serikat menjalani pertumbuhan positif, sementara disisi lain perekonomian dunia menjalani perlambatan karena kebijakan ini (money.cnn.com, The Fed’s rate hike…in 2 minutes, December 16, 2015).
Sebagai Epilog, poin-poin yang tersaji diatas menegaskan betapa kuatnya dampak kebijakan moneter yang ditetapkan the Fed di perekonomian global.
0 Response to "Memahami The Federal Reserve Sebagai Kekuatan ekonomi Amerika"
Posting Komentar